top of page

Nano Nano Mahasiswa Akhir di Tengah Pandemi

Menjadi mahasiswa akhir di tengah masa pandemi yang mengharuskan semuanya serba online, rasanya memang nano-nano. Apalagi untuk mahasiswa jurusan jurnalistik sepertiku yang sangat sangat sangat perlu diskusi terbuka dan butuh teman ngobrol perihal isu yang sedang hangat ataupun isu yang sedang digarap untuk ajuan masalah penelitian ke dosen pembimbing, aka tidak lain dan tidak bukan ialah skripsi. Memang tidak bisa dipungkiri, sih, pertemuan tatap muka dan ngobrol serta diskusi langsung akan menjadi solusi paling efektif untuk mempertajam otak yang sudah lama karatan akibat quarantine day. Tapi apa daya, selama parasite-parasit coroshyit (re: corona) ini belum juga hengkang dari bumi, maka harapan untuk kembali hidup normal kian jauh dari pandangan.


Agak sedih, sih, untuk diceritakan, tapi setidaknya aku punya arsip konkret dan bisa menjawab pertanyaan anak-anakku nanti (mungkin) perihal :


“Mama dulu waktu zaman corona, kerjain skrirpsinya gimana?”

“Diskusi soal data penelitian pasti sulit ya, karena lagi di rumah?” atau

“Waktu skripsian masih betah nungguin si dia yang ga peka-peka?”


Setelah dijalani, ga terlalu sulit, sih, untuk dijawab, tapi pengecualian untuk pertanyaan nomer 3 haha.

Memasuki zaman zaman kelam coroshyit, waktu itu aku di masa sedang menapaki semester 6, di mana puncak dari perkuliahan jurnalistik ada di sana. Liputan, wawancara, produksi tv, produksi zine, produksi radio yang diganti sama podcast, dan segala printilan yang harus dihadapi dengan kepala dingin. Memasuki semester 7, bukannya meredakan otak karena tidak ada lagi perkuliahan di kelas, tapi harus menenangkan jiwa dan otak karena menerima kenyataan kalau penyusunan proposal skripsi harus dilakukan dari rumah. Tidak ada yang namanya riset ke perpustakaan bawa laptop, datang pagi ke perpus untuk riset pustaka dan pulang paling akhir karena sudah diusir penjaga perpus. Semuanya serba online dan dikerjakan dari rumah.


Tapi dari situ satu hal pasti yang ku pelajari, memang berpikir dengan kepala dingin adalah pilihan satu-satunya agar diri ini tetap waras menghadapi kehidupan yang tetap harus terus berjalan. Di tengah kebingungan gimana cara ngolah data buat skripsi nanti, itu pun kalau usulan penelitian diterima dosen, tapi semoga diterima please aku ga mau ngulang dari awal bikin proposal, di situlah aku menemukan solusi jitu yang bisa membantuku buat survive mengolah data penelitian nanti. Namanya www.thetastatistik.com, cek aja coba di sana, apalagi pas liat testimoni orang-orang yang udah konsultasi di sana. Di sana kita bisa konsultasi soal penelitian yang akan dilakukan, juga bisa ngebantu buat mengolah data hasil penelitian nanti. Hihi www.thetastatistik.com jadi win win solution banget, sih, buat yang mau ngolah data penelitian, apalagi buat aku yang udah kepalang ga tau lagi ini ini caranya gimana ngadepin penelitian yang masih ngambang banget di otak. Plus nilai tambah yang harus kalian tau, kakak-kakak di www.thestatistik.com fast respon, ga kaya doi yang udah dikodein lewat story WhatsApp tapi tetep aja ga ngereplay.

Hadeeuuuu.

Comments


Post: Blog2 Post
  • Twitter
  • LinkedIn
  • Instagram

©2020 by Succ Portofolio. Proudly created with Wix.com

bottom of page